Jumat, 05 Agustus 2011

BATIK TULIS “AYU WANDIRA” KABUPETEN GROBOGAN

salah satu motif batik Grobogan

Ayu Wandira merupakan suatu kelompok para pengrajin batik tulis yang berada di desa Ngraji Rt 6/Rw 2, Kec. Purwodadi, Kab. Grobogan. Kegiatan ini dilakukan atau dijalankan oleh ibu-ibu yang telah menjalani pelatihan di Disperindag Kab. Grobogan.
Pelatihan ini dilakukan oleh warga Ngraji di Disperindag dan pelatihnya didatangkan langsung dari Pekalongan. Setelah para warga mendapatkan pelatihan itu mereka mendapatkan bantuan dari pemerintah Disperindag Kab. Grobogan sebesar 11 juta rupiah. Bantuan Uang ini digunakan untuk modal utama mendirikan atau membuat batik tulis didaerah Ngraji, awalnya bahan-bahan baku yang digunakan untuk membuat batik tulis ini diberikan oleh Disperindag kemudian para pelaku usaha ini membelinya sendiri di Solo, rekomendasi untuk membeli bahan baku itu direkomendasikan juga oleh Disperindag setempat. Ayu Wandira ini didirikan secara berkelompok yang beranggotakan 25 orang tetapi sejalan dengan berjalannya waktu anggotanya semakin berkurang dan sekarang menjadi 7 orang.
Nama-nama anggota Batik Tulis Ayu Wandira
1. Suci sebagai ketua
2. Puji Parminah
3. Sri Mulyati
4. Warsiyem
5. Suwarti
6. Sudarti
7. Suwati


Biasanya batik tulis ayu wandira ini dapat memproduksi sekitar min 5-6 lembar kain sesuai dengan pesanan yang didapatkan, dan harga perkainnya min 80.000 sampai 125.000 sesuai dengan rumit atau tidaknya pola dalam pembuatan batik tulis tersebut, semakin rumit pola tersebut semakin mahal harganya. Harga batik tulis 80.000 sampai 125.000 tersebut masing-masing mempunyai panjang 2 (dua) meter.
Batik Tulis Kabupaten Grobogan mempunyai ciri khas tersendiri yaitu:
1. Pring Sedapur
2. Tembakau
3. Bledug kuwu
4. Jagung
5. Jati semi
6. Api abadi mrapen
7. Burung Kepodang
Proses pembuatan batik tulis
1. Pembuatan pola gambar
2. Mencanting
3. Mewarnai
4. Nyolet (mewarnai keseluruhan)
5. Watter glas (penguncian warna), proses watter glas ini di tunggu selama ± 6 jam.
6. Kain tersebut dicuci
7. Direndam selama 1 malam
8. Direbus (proses merebus ini menggunakan tepung beras agar yang dihasilkan itu halus)
9. Dijemur sampai kering
10. Disetrika dan dimasukkan dalam plastik


Proses pembuatan batik tulis ini dilakukan dirumah Ibu Puji, hal ini dikarenakan dirumah ibu pujilah yang mempunyai area yang luas. Proses dalam membuat pola ini dilakukan di rumah ibu Puji namun dalam menyelesaikan atau mencantingnya itu bisa dikerjakan dirumah masing-masing ini dilakukan karena bisa sambil mengerjakan kegiatan rumah yang lainnya, seperti yang dilakukan oleh Ibu Suwati yang menyelesaikan batik tulisnya itu sambil menjaga warnet dirumahnya. Satu kain bisa selesai sekitar ± 3 sampai 4 hari tergantung panas sinar matahari. Pemasaran batik tulis ini selain jika ada pesanan juga dipasarkan ke Disperindag Kabupaten Grobogan. Adapun kendalanya yaitu Salah satunya adalah peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM), Selain itu masih membutuhkan ruang promosi untuk memasarkan produk-produknya. Setiap ada penjualan atau hasil dari penjualan itu disisihkan sebesar 40 ribu untuk mengisi kas di Disperindag. Dan setiap tanggal 2 ada pertemuan di Disperindag pertemuan itu dihadiri oleh para usahawan atau para pengrajin batik tulis se kabupaten Grobogan.
Motif pring sedapur


Selasa, 19 Juli 2011

MISTERI DIBALIK KEUNIKAN CANDI SUKUH


MISTERI DIBALIK KEUNIKAN CANDI SUKUH


Candi merupakan salah satu bangunan peninggalan nenek moyang yang sangat berharga. Sebuah candi biasanya dibuat sebagai tempat beribadah para penganut agama hindu-budha atau dapat juga digunakan sebagai tempat penyimpanan abu jenazah. Dalam sebuah candi terdapat cerita-cerita tertentu dengan relief yang dipahat di dinding-dinding candi yang menceritakan tentang kehidupan masyarakat maupun ajaran yang berlaku dalam agama yang dianut.
Salah satu peninggalan bersejarah yang erotis adalah Candi Sukuh. Candi ini terletak di lereng Gunung Lawu, di desa Berjo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, tepatnya di ketinggian 910 meter dari permukaan laut.
Candi Sukuh mempunyai bentuk dan susunan banguan yang berbeda dengan bentuk dan susunan candi-candi yang ada di Jawa tengah, bahkan dapat dikatakan mempunyai bentuk yang spesifik di Indonesia.
Secara keseluruhan kompleks candi sukuh merupakan bangunan berteras yang membujur dari timur ke barat dengan pintu masuk dari arah barat. Susunan bangunan seperti ini mengingatkan kita pada zaman pra sejarah, khususnya zaman megalitik yang disebut bangunan punden berundak.
Tahun 1815 semasa pemerintahan Sir Thomas Stamford Raffles, Residen Johnson di Surakarta diperintahkan untuk melakukan pencarian dan pengumpulan data di Pulau Jawa guna penulisan buku The History of Java. Pencarian data tersebut Johnson menemukan Candi Sukuh yang berada di kaki Gunung Lawu. Demi tujuan inilah kemudian studi tentang berbagai candi di Jawa dan tempat-tempat lainnya di Indonesia dilakukan. Tahun 1928 pemerintahan Belanda melakukan penelitian untuk membuka rahasia yang ada di Candi Sukuh.
Berdasarkan relief dan ukiran huruf-huruf dibagian candi yang bertuliskan Gapura Bhuto Anguntal Jalma yang memiliki makna seorang raksasa memangsa manusia, melalui lambang condro sengkolo dalam kalender jawa dapat diartikan gapuro = gerbang angka 9, buhto = raksasa angka 5, angunthal = memangsa angka 3, jalmo = manusia angka 1, jika dibalik akan diperoleh angka 1359 tahun saka atau menjadi 1437 M, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa candi sukuh ini dibangun pada abad XV.
Pakar sejarah kepurbakalaan termasuk para arkeolog hingga kini belum mengetahui secara tepat siapa dan kerajaan mana yang membangun candi sukuh. Melalui motif-motif pada reliefnya, mereka hanya berpendapat bahwa candi ini merupakan perpaduan antara kebudayaan kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan Brawijaya V menjelang keruntuhannya dengan sebuah kerajaan lain di Jawa.
Candi yang merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Majapahit ini, memiliki tiga buah teras (pundan berundak), dan bangunan-bangunan lain yang kini hanya tinggal sisa-sisanya saja. Ketiga teras ini dihubungkan dengan tangga, dimana setiap teras mempunyai satu buah gerbang masuk.
Bangunan paling besar atau bangunan utama adalah sebuah piramida yang bagian puncaknya rata, dengan tinggi mencapai 6 meter. Bangunan ini terletak di teras yang paling tinggi.
Secara keseluruhan, Candi Sukuh memang terlihat sangat sederhana. Tapi yang mungkin paling menarik dan menjadi ciri khas dari candi ini adalah, terdapatnya relief dalam bentuk alat kelamin laki-laki (lingga) dan perempuan (yoni), yang dibuat hampir bersentuhan. Relief ini bisa kita temukan di alas tangga pada pintu gerbang teras pertama.
Selain itu, dinding-dinding candi juga dihiasi dengan relief tubuh bidadari dengan posisi “pasrah”, serta relief rahim perempuan dalam ukuran cukup besar. Relief-relief seks itu menggambarkan lambang kesucian antara hubungan perempuan dan laki-laki yang merupakan cikal bakal kehidupan manusia. Hubungan laki-laki dan perempuan melalui relief ini dilambangkan bukan dengan cara melampiaskan hawa nafsu, tapi sangat sakral, merupakan curahan kasih sayang anak manusia untuk melahirkan sebuah keturunan. Dalam mitos umat Hindu, relief ini merupakan simbol kesucian yang biasa digunakan untuk membuktikan suci tidaknya seorang perempuan. Menurut R.V. Haryono, staf Dinas Pariwisata Karanganyar, jika setelah melangkahi relief ini, dari vagina perempuan tersebut keluar darah, maka ia masih suci. Sedangkan kalau perempuan itu sudah tidak perempuan, maka vaginanya hanya basah.
Relief ini juga bisa dipakai oleh para suami yang ingin membuktikan kesetiaan istrinya. Caranya, sang suami menyuruh istrinya meloncati relief itu. Menurut mitos yang diyakini umat Hindu, jika kainnya robek, berarti sang istri tersebut tidak melakukan serong. Tapi kalau ternyata kainnya tidak sobek, berarti sang istri berbuat hal-hal yang tidak senonoh.
Selain relief lingga/ yoni, kita juga bisa menemukan relief yang berisi tentang kisah Sudhamala dan Garuda, dan relief yang menceritakan aktivitas pandai besi. Peninggalan bersejarah lain yang dapat kita lihat di komplek Candi Suku ini adalah arca/ patung besar garuda, kura-kura, dan pelindung.
Bangunan candi Sukuh memberikan kesan kesederhanaan yang mencolok pada para pengunjung. Kesan yang didapatkan dari candi ini sungguh berbeda dengan yang didapatkan dari candi-candi besar di Jawa Tengah lainnya yaitu Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Bentuk bangunan candi Sukuh cenderung mirip dengan peninggalan budaya Maya di Meksiko atau peninggalan budaya Inca di Peru. Struktur ini juga mengingatkan para pengunjung akan bentuk-bentuk piramida di Mesir.
Kesan kesederhanaan ini menarik perhatian arkeolog termashyur Belanda, W.F. Stutterheim, pada tahun 1930. Ia mencoba menjelaskannya dengan memberikan tiga argumen. Pertama, kemungkinan pemahat Candi Sukuh bukan seorang tukang batu melainkan tukang kayu dari desa dan bukan dari kalangan keraton. Kedua candi dibuat dengan agak tergesa-gesa sehingga kurang rapi. Ketiga, keadaan politik kala itu dengan menjelang keruntuhannya Majapahit, sehingga tidak memungkinkan untuk membuat candi yang besar dan megah.
Para pengunjung yang memasuki pintu utama lalu memasuki gapura terbesar akan melihat bentuk arsitektur khas bahwa ini tidak disusun tegak lurus namun agak miring, berbentuk trapesium dengan atap di atasnya. Batu-batuan di candi ini berwarna agak kemerahan, sebab batu-batu yang dipakai adalah jenis andesit.
Candi Sukuh dibangun dalam tiga susunan trap (teras), dimana semakin kebelakang semakin tinggi. Pada teras pertama terdapat gapura utama. Pada gapura ini ada sebuah candrasangkala dalam bahasa Jawa yang berbunyi gapura buta abara wong. Artinya dalam bahasa Indonesia adalah “Gapura sang raksasa memangsa manusia”. Kata-kata ini memiliki makna 9, 5, 3, dan 1. Jika dibalik maka didapatkan tahun 1359 Saka atau tahun 1437 Masehi. Dilantai dasar dari gapura ini terdapat relief yang menggambarkan phallus berhadapan dengan vagina. Sepintas memang nampak porno, tetapi tidak demikian maksud si pembuat. Sebab tidakmungkin di tempat suci yang merupakan tempat peribadahan terdapat lambang-lambang yang porno. Relief ini mengandung makna yang mendalam. Relief ini mirip lingga-yoni dalam agama Hindu yang melambangkan Dewa Syiwa dengan istrinya (Parwati). Lingga-yoni merupakan lambang kesuburan. Relief tersebut sengaja di pahat di lantai pintu masuk dengan maksud agar siapa saja yang melangkahi relief tersebut segala kotoran yang melekat di badan menjadi sirna sebab sudah terkena “suwuk”.
Pada teras kedua juga terdapat gapura namun kondisinya kini telah rusak. Di kanan dan kiri gapura yang biasanya terdapat patung penjaga pintu atau dwarapala, didapati pula, namun dalam keadaan rusak dan sudah tidak jelas bentuknya lagi. Gapura sudah tidak beratap dan pada teras ini tidak dijumpai banyak patung-patung. Namun pada gapura ini terdapat sebuah candrasangkala pula dalam bahasa Jawa yang berbunyi gajah wiku anahut buntut. Artinya dalam bahasa Indonesia adalah “Gajah pendeta menggigit ekor”. Kata-kata ini memiliki makna 8, 7, 3, dan 1. Jika dibalik maka didapatkan tahun 1378 Saka atau tahun 1456 Masehi. Jadi jika bilangan ini benar, maka ada selisih hampir duapuluh tahun dengan gapura di teras pertama.
Pada teras ketiga ini terdapat pelataran besar dengan candi induk dan beberapa relief di sebelah kiri serta patung-patung di sebelah kanan. Jika para pengunjung ingin mendatangi candi induk yang suci ini, maka batuan berundak yang relatif lebih tinggi daripada batu berundak sebelumnya harus dilalui. Selain itu lorongnya juga sempit. Konon arsitektur ini sengaja dibuat demikian. Sebab candi induk yang mirip dengan bentuk vagina ini, menurut beberapa pakar memang dibuat untuk mengetes keperawanan para gadis. Menurut cerita, jika seorang gadis yang masih perawan mendakinya, maka selaput daranya akan robek dan berdarah. Namun apabila ia tidak perawan lagi, maka ketika melangkahi batu undak ini, kain yang dipakainya akan robek dan terlepas.
Tepat di atas candi utama di bagian tengah terdapat sebuah bujur sangkar yang kelihatannya merupakan tempat menaruh sesajian. Di sini terdapat bekas-bekas kemenyan, dupa dan hio yang dibakar, sehingga terlihat masing sering dipergunakan untuk bersembahyang.
Dengan struktur bangunan seperti ini boleh dibilang Candi Sukuh dikatakan menyalahi pola dari buku arsitektur Hindu Wastu Widya. Di dalam buku itu diterangkan bahwa bentuk candi harus bujur sangkar dengan pusat persis di tengah-tengahnya, dan yang ditengah itulah tempat yang paling suci. Sedangkan ikwal Candi Sukuh ternyata menyimpang dari aturan-aturan itu, hal tersebut bukanlah suatu yang mengherankan, sebab ketika Candi Sukuh dibuat, era kejayaan Hindu sudah memudar, dan mengalami pasang surut, sehingga kebudayaan asli Indonesia terangkat ke permukaan lagi yaitu kebudayaan prahistori jaman Megalithic, sehingga mau tak mau budaya-budaya asli bangsa Indonesia tersebut ikut mewarnai dan memberi ciri pada candhi Sukuh ini. Karena trap ketiga ini trap paling suci, maka maklumlah bila ada banyak petilasan. Seperti halnya trap pertama dan kedua, pelataran trap ketiga ini juga dibagi dua oleh jalan setapa yang terbuat dari batu. Jalan batu di tengah pelataran candi ini langka ditemui di candi-candi pada umumnya. Model jalan seperti itu hanya ada di bangunan suci prasejarah jaman Megalithic.
Di sebelah selatan jalan batu, di pada pelataran terdapat fragmen batu yang melukiskan cerita Sudamala. Sudamala adalah salah satu 5 ksatria Pandawa atau yang dikenal dengan Sadewa. Disebut Sudamala, sebab Sadewa telah berhasil “ngruwat” Bathari Durga yang mendapat kutukan dari Batara Guru karena perselingkuhannya. Sadewa berhasil “ngruwat” Bethari Durga yang semula adalah raksasa betina bernama Durga atau sang Hyang Pramoni kembali ke wajahnya yang semula yakni seorang bidadari.di kayangan dengan nama bethari Uma Sudamala maknanya ialah yang telah berhasil membebaskan kutukan atau yang telah berhasil “ngruwat”.Adapun Cerita Sudamala diambil dari buku Kidung Sudamala.
Pada lokasi ini terdapat dua buah patung Garuda yang merupakan bagian dari cerita pencarian Tirta Amerta yang terdapat dalam kitab Adiparwa, kitab pertama Mahabharata. Pada bagian ekor sang Garuda terdapat sebuah prasasti. Kemudian sebagai bagian dari kisah pencarian Tirta Amerta (air kehidupan) di bagian ini terdapat pula tiga patung kura-kura yang melambangkan bumi dan penjelmaan Dewa Wisnu. Bentuk kura-kura ini menyerupai meja dan ada kemungkinan memang didesain sebagai tempat menaruh sesajian. Sebuah piramida yang puncaknya terpotong melambangkan Gunung Mandaragiri yang diambil puncaknya untuk mengaduk-aduk lautan mencari Tirta Amerta.
Ada lima relief yang ada di Candi Sukuh yaitu:
a) Relief pertama
Relief pertama ini menceritakan percakapan Dewi Uma dengan Sadewa. Adegan ini terjadi setelah Batari Durga berhasil diruwat oleh Sadewa. Dewi Uma dan pengiringnya digambarkan telah menjadi wanita yang cantik kembali, dan berdiri diatas asana.
Sadewa dan semar duduk bersimpuh didepan Dewi Uma sambil menyebah. Di latar belakang ada gambar sebuah rumah, bangunan meru tumpang lima, pohon semboja, pinang, dan randu alas.
b) Relief kedua
Pada relief ini melukiskan adegan adu kekuatan antara Bima dan raksasa Kalantaka dan Kalanjaya. Dalam relief, raksasa tersebut diwakili oleh satu raksasa saja. Bima digambarkan berdiri dan tangan kanannya berada diperut raksasa seakan mau merobek perutnya. Dengan Kekuatan yang luar biasa Bima mengangkat kedua raksasa tersebut untuk dibunuh dengan kuku pancanakanya. Relief ini juga menggambarkan tentang kebaikan (Bima) yang melawan kejahatan. Kalantaka dan Kalanjaya adalah jelmaan bidadari yang dikutuk karena telah melanggar aturan.
c) Relief ketiga
Pada relief ketiga ini dipahat gambar Dewi Durga yang telah berubah menjadi seorang raksasa yang berwajah seram dan mengerikan. Dua orang raksasa mengerikan, Kalantaka dan Kalanjaya menyertai batari durga yang sedang murka dan mengancam akan membunuh Sadewa.
Sadewa terikat pada sebuah pohon dan diancam akan dibunuh dengan pedang karena tidak mau membebaskan Dewi Durga dari kutukan, dibelakangnya terlihat semar duduk meringkuk penuh ketakutan. Sadewa dikelilingi hantu yang melayang-layang dan diatas pohon sebelah kanan terdapat dua ekor burung hantu. Lukisan mengerikan ini merupakan lukisan dihutan setra Gandamamayit, tempat pembuangan para Dewa yang diusir dari surge karena melanggar aturan.
d) Relief keempat
Pada bagian relief ini digambarkan adegan disebuah taman indah dimana Sadewa sedang bercengkrama dengan Tambrapetra dan putrinya Nyi Padapa dan seorang punakawan dipertapaan Prangalas. Tambrapetra berterimakasih dan memberi putrinya kepada Sadewa untuk dinikahi.
e) Relief kelima
Pertemuan Dewi Kunti dengan Sadewa. Dewi Kunti berdiri diatas asana dan dibelakangnya duduk bersimpuh seorang Punakawan. Didepan dewi kunti duduk bersimpuh Sadewa diatas tanah sambil menyembah begitu juga Semar yang ada dibelakang Sadewa. Dilatar belakang gambar sebuah pohon pinang yang berbuah. Relief ini menggambarkan adegan pada waktu Dewi Kunti minta kepada Sadewa untuk meruwat Batari Durga yang dikutuk Dewa Siwa.
Apabila dilihat dari fungsi candi sebagai kuil yang bisa digunakan untuk tempat sembahyang, apakah ada hubungannya dengan cerita ruwatan pada reliefnya. Ada beberapa tokoh yang berpendapat tentang cerita ruwatan dengan relief candi sukuh, seperti Krom berpendapat bahwa relief cerita yang ada di candi diutamakan sifat dekoratifnya. Ide dasarnya adalah menghiasi candi sebanyak mungkin dan tujuan ini dicapai antara lain dengan member ilustrasi cerita-cerita. Kempres menyatakan bahwa cerita ini dipenuhi unsur-unsur yang berhubungan dengan pembebasan orang dari segala jenis bahaya dan sakit. Kempres menyimpulkan bahwa candi sukuh mempunyai fungsi sebagai medium untuk pembebasan roh leluhur yang meninggalkan segala ikatan duniawi. Leuw dan Holt mereka tidak setuju dengan apa yang dikatakan oleh Krom bahwa keberadaan relief cerita di candi hanya mempunyai nilai dekoratif saja, tetapi lebih dari itu relief cerita di candi mempunyai fungsi religius bagi orang yang sudah meninggal. Subrito dan Mulyana berpendapat bahwa keberadaan relief cerita ruwatan mempunyai fungsi religius bagi orang yang masih hidup. Jadi dapat disimpulkan bahwa keberadaan relief cerita ruwatan di candi sukuh tidak hanya sebatas dekoratif saja, tetapi juga relief cerita ruwatan mempunyai fungsi religius yang sampai sekarang masih terpecah manjadi dua yaitu diperuntukan bagi orang yang telah meninggal atau orang yang masih hidup.
Kesimpulan
Candi Sukuh terletak di lereng Gunung Lawu. Letaknya ditempat ketinggian dan sulit dicapai menunjukan semangat religius yang tinggi. Prasasti yang ditemukan menunjukan abad XV atau masa kerajaan Majapahit oleh raja Brawwijaya V yang berkuasa di Jawa Tengah. Ditunjau dari latar belakang pendirian candi sukuh adalah untuk menujang kegiatan upacara agama hindu. Ornamen-ornamen dan relief menunjukan hal-hal yang dilakukan manusia dan cerita tentang kidung sudamala. Seperti pada ukiran gerbang pertama ada relief burung garuda dan relief alat kelamin perempuan dan laki-laki dilingkari oleh rantai. Hingga ke candi induk relief yang mungkin saja kalau jarang melihat akan menjadi jijik karenanya.
Relief candi sukuh jaga sangat berhubungan erat dengan fungsi candi sebagai kuil karena di dalam relief itu menceritakan tentang preoses pembebasan nasib buruk seseorang atau yang sering disebut ruwatan sebagai contoh relief Sudamala dan Garudeya.
Sumber
Asmadi, Suwarno. Soemadi, Haryono. 2004. Candi Sukuh antara situs pemujaan dan pendidikan seks. Surakarta: C.V Masa Baru
Ds, Slamet. 1999. Cerita Ruwatan Di Candi Sukuh. Bidang Permusiuman dan Kepurbakalaan Kanwil Depdikbud Provinsi Jawa Tengah.
www.wikipedia.org/wiki/candi_sukuh
www.budayacandisukuh.org

Selasa, 12 April 2011

MEMBANGUN JIWA NASIONALISME PEMUDA DENGAN MENELUSURI JEJAK SEJARAH MELALUI ARSIP

MEMBANGUN JIWA NASIONALISME PEMUDA DENGAN MENELUSURI JEJAK SEJARAH MELALUI ARSIP



Tanggal 28 Oktober 1928 adalah suatu tonggak lahirnya semangat nasionalisme yang nyata bagi pemuda indonesia. Dengan ihlas dan penuh harapan mereka menyatakan satu dalam wadah Indonesia yang raya. semangat yang berapi-api membuat dunia tersentak sekaligus kagum terhadap sebuah negeri kala itu yang belum memperoleh kebebasannya yaitu Indonesia, mereka ternyata telah sadar akan arti sebuah persatuan yang akan menghancurkan penindasan.Hal ini jugatidak terlepas dari pengaruh dunia luar yang sedang panas-panasnya meneriakkan anti penjajahan dan penghormatan atas sebuah kebebasan.
Semangat nasionalisme telah mengilhami pemuda pada masa itu, hingga mereka mampu menjadi pilar penting dan berada pada garda terdepan dalam merintis perjuangan kemerdekan bangsa Indonesia. Menarik untuk mempertanyakan bagaimana pula dengan semangat nasionalisme dan kepeloporan pemuda hari ini? Pertanyaan ini acap kali muncul di tengah keprihatinan berbagai kalangan yang mengkhawatirkan semakin lemahnya eksistensi dan posisi politik pemuda masa kini, terutama dalam mengemban misi kebangsaan.
Nasionalisme pemuda Nasionalisme merupakan suatu kehendak untuk bersatu sebagai bangsa. Kehendak ini tumbuh karena didorong kesadaran akan adanya riwayat atau pengalaman hidup yang sama dan dijalani bersama. Demikian pengertian yang diberikan oleh Ernest Renan yang sering disebut sebagai bapak nasionalisme.
Peristiwa kongres pemuda tanggal 28 Oktober 1928 yang kemudian kita peringati sebagai Sumpah Pemuda adalah manifestasi tumbuhnya kesadaran nasional (nasionalisme) dalam perjuangan menghadapi kolonialisme dan imperialisme Belanda waktu itu. Langkah ini menjadi semacam titik balik dari pola perlawanan sebelumnya yang lebih bersifat lokal. Tidak bisa dipungkiri bahwa tumbuhnya kesadaran tersebut secara nasional tidak bisa dilepaskan dari kontribusi pemuda pada masa tersebut dengan idealisme dan paradigma barunya.
Demikianlah seterusnya, sejarah panjang bangsa ini mencatat konstribusi yang diberikan kaum muda di setiap persimpangan sejarah. Hingga wajar jika banyak pengamat sejarah yang menyatakan bahwa sejarah suatu bangsa sesungguhnya adalah sejarah kaum muda. Pemuda hadir pada titik persimpangan sejarah dan memberi arah bagi perjalanan bangsa ini. Sekadar menjadi catatan, perjuangan kaum muda di panggung sejarah juga terjadi di hampir seluruh belahan dunia.
Sejarah mereka adalah sejarah perlawanan dan pembelaan. Seperti ada benang merah bahwa gerakan pemuda biasanya lahir dari kondisi yang dihadapi masyarakat yang sudah tidak sesuai lagi dengan cita-cita negara dan harapan masyarakatnya. Mereka merespons berbagai situasi dan kondisi tersebut atas dasar kesadaran moral, tanggung jawab intelektual, pengabdian sosial, dan kepedulian politik. Tidak jarang pula ditemukan bahwa situasi global sering menjadi faktor yang memicu dan mematangkan kekuatan aksi mereka.
Semangat zaman Lantas muncul pertanyaan bagaimana dengan pemuda masa kini? Bagaimana kita menakar nasionalisme mereka saat ini? Bagaimana pula kita memaknai peran, posisi dan kontribusi politik generasi yang sekarang ini lebih dikenal sebagai generasi anak nongkrong itu dalam panggung sejarah perubahan?
Louis Gottschalk dalam bukunya yang berjudul Mengerti Sejarah, memperkenalkan istilah zeigest yang biasa diartikan sebagai semangat zaman. Setiap zaman, diidentifikasi memiliki karakteristiknya sendiri. Ada tiga unsur yang mempengaruhi karakteristik semangat zaman. Pertama, ia bisa didesain oleh manusia sebagai pelaku atau tokoh sejarah. Kedua, semangat zamanlah yang membentuk manusia.
Ketiga, semangat zaman lahir dari sturuktur politik dan kebijakan negara. Dalam sejarah perjalanan bangsa yang menempatkan sosok kaum muda sebagai instrumen perubahan, peran politik kaum muda setidaknya dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu: mainstream isu yang berkembang, kepandaian menerjemahkan semangat zaman, dan ketepatan merumuskan strategi perjuangannya.

Pemuda Indonesia dalam sejarahan cukup memainkan perannya dalam 'mendesain' setiap peristiwa besar perubahan bangsa ini, bahkan sekaligus menjadi aktor utama dalam peristiwa perubahan tersebut. Dalam hal ini bisa katakan bahwa pemuda telah memiliki daya responsivitas yang tinggi dalam menerjemahkan semangat zamannya masing-masing. Namun di sisi lain, kenyataan memilukan yang juga sering mengemuka di setiap panggung sejarah perubahan adalah bahwa kaum muda seperti kurang memiliki energi untuk mengarahkan perubahan serta kurang memiliki kesiapan kompetensi untuk mengisi perubahan tersebut.
Di situlah letak tantangan yang harus dihadapi oleh kaum muda saat ini dihadapkan pada berbagai persoalan, baik di tingkat lokal seperti korupsi, kemiskinan, pengangguran, kemandirian dan lain-lain maupun di tingkat global seperti isu-isu lingkungan hidup, pemanasan global, terorisme, dan sebagainya. Itu semua tentu saja tidak bisa diselesaikan oleh para pemuda yang hanya bisa bernostalgia dan beromantisme mengenang masa yang telah berlalu.
Setiap perubahan perlu energi besar yang lahir dari jiwa yang senantiasa menggelora khas anak muda, cerminan dari hati yang bersih serta nurani yang senantiasa berkobar. Jadi bukan munculnya generasi anak nongkrong yang jadi persoalan. Namun, intinya adalah ketika sensitivitas krisis dari generasi muda terus melemah serta kepeduliannya terhadap persoalan-persoalan besar telah terkikis, maka tunggulah saat di mana pemuda akan semakin menepi dan terpinggirkan dari panggung sejarah peradaban.
Zaman mungkin boleh berubah, semangat zaman yang menyertainya pun mungkin saja berbeda. Tetapi sekali lagi, akan selalu ada cahaya di ujung lorong yang gelap jika tetap ada sekelompok pemuda di setiap zaman yang tidak kehilangan sensitivitas dan kepeduliannya. Dua hal ini merupakan substansi dari nasionalisme yang dapat dipakai sebagai syarat minimal guna menakar nasionalisme kaum muda di setiap zaman
Pengertian Nasionalisme
Nasionalisme berasal dari kata ”Nation” dalam bahasa Inggris yang berarti bangsa. Nation dalam bahasa latin yang berarti kelahiran kembali, suku, bangsa. Bangsa adalah sekelompok orang/ iman yang mendiami wilayah tertentu dan memiliki hasrat dan kemauan bersama untuk bersatu karena adanya persamaan nasib, cita-cita, kepentingan, dan tujuan yang sama.
Sehingga Nasionalisme dapat diartikan:
a. Paham yang menempatkan kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada negara danbangsa (pengertian menurut Hans Kohn).
b. Semangat atau perasaan kebangsaan, yaitu semangat/ perasaan cinta terhadap bangsa dan tanah air.
c. Suatu sikap politik dan sosial dari kelompok-kelompok suatu bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, bangsa dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan sehingga merasakan adanya kesetiaan mendalam terhadap kelompok bangsa itu.
Fase Terbentuknya Nasionalisme
Terbentuknya nasionalisme melalui beberapa fase, yaitu :
a. Nasionalisme awalnya muncul pada masa kerajaan Yunani, yaitu cita-cita sebagai bangsa terpilih, kenangan masa lampau, dan harapan masa depan, serta peran terdepan bangsa mereka. Sebagai bangsa pembangun peradaban.
b. Munculnya benih kesadaran
c. nasional setelah adanya peristiwa Renaissance dan Reformasi pada abad ke-14.
d. Pada abad ke-17 muncul nasionalisme di Inggris yang diikuti dengan munculnya nasionalisme di Amerika dan Perancis pada abad ke-18.
e. Pada pertengahan abad ke-19 nasionalisme semakin berkembang di Eropa dari nasionalisme yang awalnya bersifat kemanusiaan berubah menjadi agresif dan memusuhi bangsa lain. Sejak itu muncullah negara-negara yang berusaha melakukan imperialisme dan kolonialisme. Nasionalisme Eropa terjadi pada masa transisi dari masyarakat feodal ke masyarakat industri yang menghasilkan paham kapitalisme dan liberalisme.
f. Nasionalisme yang muncul di Eropa berbeda dengan nasionalisme yang muncul di Asia sebab Nasionalisme di Asia muncul sebagai reaksi terhadap kolonialisme dan imperialisme bangsa Eropa. Mereka menumbuhkan nasionalisme untuk melawan penjajahan.
g. Sementara itu nasionalisme di Indonesia terasa pengaruhnya saat perang untuk memeproleh dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Pengertian Arsip
Istilah arsip dalam bahasa Belanda disebut archief, sedang dalam bahasa Inggris archive. Namun secara etimologi, arsip sendiri berasal dari bahasa yunani Kuno arche yang mempunyai arti pemulaan, asal, tempat utama. Pada gilirannya berasal dari kata arche mengalami perkembangan menjadi kata taarchia, berarti gedung pemerintah. Kesemua perubahan dan perkembangan istilah arsip memberikan kandungan maksud kepada kita bahwa arsip merupakan persoalan serta memperoleh perhatian yang telah sangat lama sekali, serta mampu menunjukkan benang kait dengan dasar-dasar arsip sebagi cabang ilmu, hampir bersama dengan kelahiran filsafa.
Beberapa arti diatas, pada hakekatnya merupakan suatu istilah yang membutuhkan batasan dan pengertian secara hati-hati. Pada esensinya suatu informasi yang direkam dalam berbagi macam cara dan media dapat menjadi arsip, terpulang kepada pihak yang memberi batasan atau pengertian. Untuk itulah, sudah sepantasnya dalam hal ini apabila diawali dengan suatu pemahaman secara general apa yang dimaksud arsip. Dalam pembicaraan disini tentu saja pemahaman pengertian arsip dipandang sebagai naskah.
Sebagaimana yang dikutip dari Peter Walne oleh ANRI dalam Modul Manajemen Arsip Statis disebutkan bahwa arsip adalah informasi terekam dalam bentuk dan corak apapun, dibuat, diterima, dan dipelihara oleh suatu badan, institusi, organisasi dalam rangka pelaksanaan kegiatannya. Dalam perspektif hokum, arsip dapat dilihat dalam Undang-undang Nomor 7 tahun 1971 Pasal 1 huruf a dan b yang pada prinsipnya merupakan naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh lembaga-lembaga Negara dan badan-badan pemerintah, swasta dan perorangan dalam bentuk corak apapun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintah dan kehidupan berbangsa.
Dalam pasal 1 UU diatas diperoleh suatu pengertian, utamanya yang menarik perhatian adalah adanya kalimat”dalam bentuk corak apapun”. Membawa implikasi pada kandungan makna bahwa secara fisik bisa berwujud media apapun. Disusul oleh Peraturan Pemerintah No.34 tahun 1979 dinyatakan bahwa istilah arsip meliputi 3 pengertian, yaitu:

• Kumpulan naskah atau dokumen yang disimpan
• Gedung (ruang) penyimpanan naskah atau dokumen
• Organisasi atau lembaga yang mengelola dan menyimpan kumpulan naskah atau dokumen.
Pentingnya Arsip Dalam Kehidupan
Salah satu kelemahan yang mencolok dari bangsa kita adalah kurangnya perhatianterhadap dunia kearsipan termasuk penyimpanan dokumen.Bila kecenderungan pengabdian arsip dibiarkan terus masyarakat Indonesia akan mengidap penyakit” Amnnesia Kultural” . Dalam era globalisasi yang segala sesuatunya berjalan amat cepat,besar kemungkinan kita kehilangan identitas.Jati diri bangsa akan luntur. Lupaya akan masa silam yang autentik. History atau sejarah dengan gampang akan dimanipulasi menjadi His Story. Betapa tidak, dokumen super semar yang aslipun sampai sekarang belum ditemukan.
Jadi kesadaran kearsipan merupakan keadaan kepekaan perasaan seseorang dengan dukungan kefahaman yang penuh (full cognition) atau dapat diringkas dengan istilah sikap mental seseorang terhadap arsip yang dianggap penting bahkan vital karena mempunyai nilai dan manfaat sebagai pusat ingatan kegiatan perorangan maupun organisasi (karena merupakan bukti rekaman autentik kegiatan perorangan dan organisasi) yang kemudian secara aplikatif mampu megaktualisasikan kegiatan kearsipannya melalui berbagai upaya yang nyata ke arah terselamatkannya arsip sesuai fungsi dan nilai gunanya.
Sebagai memori (pusat ingatan) arsip adalah sumber informasi dan pusat organisasi. Arsip sebagai pusat informasi berarti arsip menyediakan informasi dan arsip sebagai asset organiasi berarti arsip menyediakan dokumen-dokumen. Untuk menumbuhkan kesadaran kearsipan harus dimulai semenjak arsip-arsip itu diciptakan oleh seseorang ataupun organisasi sampai arsip-arsip itu disimpan dilembaga kearsipan. Seorang yang sadar artinya arsip akan memahami betapa pentingnya arsip yang memiliki dwi fungsi yaitu yang pertama fungsi masa depan yakni arsip dapat dipakai sebagi alat persetujuan nasehat, laporan, rekomendasi, intruksi/perintah, pemberitahuan dan harapan masa depan. Yang kedua history fungtion atau fungsi masa lampau yang menyangkut jawaban persoalan masa lampau, pertanggungjawaban, fungsi masa lampau yang menyangkut pertanggungjawaban, bukti melaksanakan kegiatan, pemikiran atau pengetahuan masa lampau serta bukti informasi atau literature.
Saat ini sesungguhnya masyarakat kita mengetahui dan memahami bahwa arsip mememiliki arti penting, namun pengetahuan dan pemahaman itu belum sampai pada tingkat kesadaran untuk penyelamatandan pelestarian arsip. Upaya-upaya apa saja yang perlu dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran kearsipan yaitu yang pertama meningkatkan fungsi pembinaan dan pemasyarakatan arsip lembaga-lembaga kearsipan baik pusat maupun daerah (provinsi dan kabupaten/kota) secara all out.yang kedua,melaksanakan pengkajian dan pengembangan kearsipan dalam rangka mempertinggi mutu penyelenggaraan kearsipan yang tentunya sekaligus dapat meningkatkan arsip dalam tataran yang “elegan” dan “stategis” tidak kalah dalam bidang tehnik maupun bidang kedokteran sekalipun. Pengelolaan arsip ditingkat kearsipan maupun diunit pengelolaan atau unit kerja pada instansi pemerintah maupun swastauntuk optimal melaksanakan penanganan arsip dinamis secara prosedural dan professional.Yang keempat,memperjelas political will atau kemampuan baik pemerintah maupun pusat serta daerah (pemerintah provinsi,kabupaten/kota) dibidang kearsipan,karena pemerintahpun berperan untuk membuat “merah,hijau,kuning,ataupun biru”.
Pembentukan Karakter Masyarakat Melalui Pendidikan dan Sejarah
Karakter sebagai suatu moral excellence atau akhlak dibangun diatas berbagai kebijakan yang pada gilirannya hanya memiliki makna ketika dilandasi atas nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat(bangsa). Karakter bangsa Indonesia adalah karakter yang dimiliki warganegara Indonesia berdasarkan tindakan-tindakan yang dinilai sebagai suatu kebijakan berdasarkan nilai yang berlaku di masyarakat dan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, membangun karakter bangsa diarahkan pada upaya mengembangkan nilai-nilai yang mendasari suatu kebijakan sehingga menjadi suatu kepribadian diri warganegara.
Membangun, menumbuh kembangkan karakter bangsa merupakan proses yang tidak pernah berhenti. Dilakukan dari waktu ke waktu oleh suatu generasi ke generasi berikutnya sesuai kondisi zaman. Dalam perjalanan masyarakat dan bangsa Indonesia dapat kita perhatikan rekaman sejarah yang menunjukan cirri-ciri tertentu. Namun semua bermuara bagaimana mewujudkan, mempetahankan eksistensi masyarakat, bangsa dalam kehidupan secara internal maupun eksternal.
Pemahaman tentang Pancasila misalnya, merupakan hal yang sangat fundamental bagi kehidupan bangsa. Dalam konteks pendidikan contoh pada Masa Orde Lama, untuk membantu pembentukan karakter bangsa Pendidikan Budi Pekerti masuk menjadi salah satu pelajaran dalam kurikulum SD 1947. Pendidikan budi pekerti lantas digabungkan dengan Pendidikan Agama kurikulum 1964 dengan Agama/Budi pekerti. Juga ada mata pelajaran khusus tentang kewarganegaraan yang sering disebut civics. Pada masa Orde Baru, bahkan Pancasila sebagai ideologi bangsa dan dasar Negara coba dibudidayakan dengan lebih sistematis lagi dengan cara mewajibkan mengikuti Penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4).
Secara imperatif pendidikan karakter bukanlah hal baru dalam sistem pendidikan nasional kita karena tujuan pendidikan nasional dalam semua undang-undang yang pernah berlaku (UU 4/1950, 12/1954, 2/89) dengan rumusannya yang berbeda secara substantive memuat pendidikan karakter. Dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional komitmen tentang pendidikan karakter tertuang dalam pasal 3 yang menyatakan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab”. Jika dicermati semua elemen dari tujuan tersebut terkait erat dengan karakter.
Secara substantive character terdiri atas tiga operative values in action, atau tiga unjuk perilaku yang satu sama lain saling berkaitan, yakni moral knowing, moral feeling, and moral behavior. Ditegaskan lebih lanjut (Lickona,1991:51) bahwa karakter yang baik atau good character terdiri atas proses psikologis knowing the good, desiring the good, and doing the good-habit of the mind, habit of the heart, and habit of action. Ketiga substansi dan proses psikologis tersebut bermuara pada kehidupan moral dan kematangan moral individu. Dengan kata lain, karakter kita maknai sebagai kualitas pribadi baik, dalam arti tahu kebaikan, mau berbuat baik, dan nyata berprilaku baik, yang secara koheren memancar sebagai hasil dari olah piker, olah hati, olah raga, dan olah rasa dan karsa.

Kamis, 07 April 2011

Pesona Wisata Kabupaten Grobogan


Grobogan merupakan salah satu daerah Kabupaten di Propinsi Jawa Tengah yang mempunyai luas wilayah 2.575,86 Km2 dengan penduduk sebanyak 3.359.191 jiwa pada tahun 2007. Secara topografis, mempunyai lembah yang diapit oleh dua pegunungan kapur yaitu pegunungan kendeng dan pegunungan kapur utara. Dua pegunungan tersebut merupakan daerah hutan dengan tanaman utama jati dan mahoni, serta beberapa areal dipergunakan untuk perkebunan minyak kayu putih.
Secara administratif kabupaten Grobogan terdiri dari 19 Kecamatan dan terbagi lagi menjadi 280 Desa/Kelurahan. Disebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Demak, Kudus, dan Pati, disebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Blora, disebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Ngawi, Sragen, dan Boyolali, sedangkan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Semarang dan Demak.
Kabupaten Grobogan termasuk salah satu penyangga beras nasional. Dimana itu ditunjang dengan pengairan yang baik dari Bendungan Kedung Ombo, Bendungan Klambu, Bendungan Sedadi dll. Untuk industri Kabupaten Grobogan adalah tempat yang sangat strategis karena dilihat dari letak geografisnya dan akses yang cepat dengan dearah disekitarnya seperti Semarang, Boyolali, Solo, Pati, Kudus, Blora, dan demak. Ditunjang pula dengan tenaga kerja yang baik dan banyak, mereka berdedikasi serta mempunyai loyalitas yang tinggi. Kabupaten Grobogan mempunyai komoditas unggulan yaitu padi, melon merah, jagung, batu kapur, genteng pres, industri mebel, komoditas andalan yaitu kapas, kedelai, sale pisang, bibit sapi potong, sarang burung wallet, paha katak hijau, komoditas potensial yaitu kerajinan logam dan tempe kripik sedangkan objek wisata yaitu bledug kuwu, api abadi mrapen, makam ki ageng selo, kedung ombo, air terjun widuri.
Objek wisata
1.      Bledug Kuwu



Bledug Kuwu terletak di desa Kuwu kecamatan Kradenan 28 Km, kearah timur dari kota Purwodadi Grobogan. Objek wisata Bledug Kuwu merupakan pesona keindahan alam. Keanehan yang ada diobjek wisata ini adalah adanya letupan-letupan lumpur yang airnya mengandung garam dan itu berlangsung terus menerus sehingga menimbulkan pemandangan alam yang sangat menakjubkan, padahal tempat itu letaknya cukup jauh dari laut.
Menurut carita rakyat keanehan itu disebabkan adanya lubang yang menghubungkan tempat itu dengan laut selatan. Lubang itu sendiri terjadi dari perjalanan pulang Joko Linglung dari laut selatan menuju Kerajaan Medan Kamolang setelah melaksanakan tugasnya untuk menengani Prabu Dewata Cengkar yang telah berubah menjadi buaya putih dilaut selatan. Hal itu dilakukan Joko Linglung yang berwujud ular nagasebagai syarat agar Joko Linglung diakui sebagai anak Aji Saka. Ada anggapan bahwa bledug kuwu dijadikan tempat untuk bersumpah maka sumpah itu akan sangat luar biasa hasinya. Misalnya jika ada dua orang berseteru tentang suatu hal yang mereka masing-masing mengakui kebenarannya sendiri-sendiri dapat terselesaikan dengan sumpah bledug ditempat itu.
Ada kandungan garam ditempat itu oleh masyarakat setempat dimanfaatkan untuk membuat garam secara tradisional dengan cara airnya dikeringkan di glagah (bambu yang dibelah menjadi dua) ada juga yang membawa lumpur bledug untuk dibawa pulang lumpur itu buat lulur dikulit agar kulit terhindar dari penyakit kulit dan kulit tampak lebih cemerlang. Jadi Bledug Kuwu adalah tempat wisata di Kabupaten Grobogan yang sangat menarik untuk dikunjungi.

1.      Api Abadi Mrapen

Objek wisata ini terletak tidak jauh dari jalan raya Semarang-Purwodadi, berjarak kurang lebih 26 Km dari kota Purwodadi. Tepatnya di desa Manggarmas, Kecamatan Godong. Dikomplek ini terdapat beberapa keanehan alam yang dapat dinikmati yaitu Api Abadi ini merupakan pesona yang timbul dari keluarnya api dari dalam tanah yang tidak pernah padam walaupun turun hujan. Dari tempat ini pula diambil api untuk penyalaan obor dalam kegiatan Pesta Olahraga Nasional (GANEPO 1), PON maupun untuk upacara waisak. Sendang Dodo merupakan sendang yang terletak didekat Api Abadi, dimana airnya senantiasa kelihatan mendidih tetapi tidak panas. Letupan air itu akan menyala bila terkena api. Disamping keanehan alam diatas dikomples ini juga tersimpan sebuah batu umpak atau batu bobot yang dianggap keramat oleh para peziarah dengan maksud-maksud tertentu.
2.      Air Terjun Widuri

Lokasi air terjun widuri teerletak di desa Kemadon Batur, kecamatan Tawangharjo kurang lebih 19 Km sebelah timur laut kota Purwodadi. Disekitar tempat ini terdapat satu air terjun yang memiliki tebing kurang lebih 40 meter dengan deburan air yang jernih, hijaunya pemandangan sekitar dan sejuknya udara menjadikan kawasan air teerjun widuri terlihat mempesona dan sangat indah.
Sementara itu, disekelilingnya tumbuh pepohonan hijau sebagai tempat ini juga menjadi bumi perkemahan yang sangat luas, sehingga menambah daya tarik pengunjung. Khususnya bagi para remaja yang memiliki jiwa petualang dan pecinta alam air terjun.
3.      Makam Ki Ageng Selo
Makam Ki Ageng Selo terletak di desa Selo, Kecamatan Tawangharjo 10 Km sebelah timur kota Purwodadi. Sebagai objek wisata spiritual, makam Ki Ageng Selo ini sangat ramai dikunjungi oleh para pesiarah pada malam jum’at, dengan tujuan mencari berkah agar permohonannya dikabulkan oleh Tuhan YME. Ki Ageng Selo sendiri menurut cerita yang berkembang dimasyarakat sekitar khususnya atau masyarakat jawa umunya, diakui memiliki kesaktian yang sangat luar biasa sampai-sampai kesaktiannya ia dapat menangakap petir.
Ki Ageng Selo dipercayai oleh masyarakat jawa sebagai cikal bakal yang menurunkan raja-raja ditanah jawa. Bahkan pemujaan kepada makam Ki Ageng Selo sampai sekarang masih ditradisikan oleh raja-raja Surakarta dan Yogyakarta. Sebelum grebeg mulud, utusan dari Surakarta datang ke makam Ki Ageng Selo untuk mengambil Api Abadi yang selalu menyala didalam makam tersebut. Begitu pula tradisi yang dilakukan oleh raja-raja Yogyakarta. Api dari Selo yang dianggap sebagai Api keramat.
4.Cindelaras
Cindelaras terletak di desa Ngrai kecamatan Toroh 11 Km di sebelah selatan kota Purwodadi. Objek wisata ini adalah objek campuran antara alam dan buatan. Selain itu ada juga fasilitas untuk camping ground. Disini kita dapat menikmati pemandangan yang indah dan disana ada juga tempat untuk bersemedi mencari wangsit yang sudah tersedia dipuncak bukit dan terdapat waduk yang memiliki banyak ikan.
5.      Makam Ki Ageng Tarup
Makam Ki Ageng Tarup terletak 10 Km sebelah timur kota Purwodadi, sebagai objek wisata spiritual, makam Ki Ageng Tarup ini sangat ramai dikunjungi oleh para peziarah dengan tujuan untuk mencapai berkah agar permohonannya dikabulkan Tuhan YME. Ki Ageng Tarup sendiri menurut cerita yang berkembang di masyarakat sekitar atau masyarakat Jawa. Diakui pernah memiliki istri seorang bidadari yang keturunannya menjadi orang besar dijawa salah satu keturunannya adalah Ki Ageng Selo.
6.      Masjid K.H Burham
Masjid ini terletak di Jenggolo Purwodadi, didirikan tahun 1754 oleh K.H. Konawi. Pada masa itu kota kabupatennya masih di Grobogan yang pimpin Adipati Martopuro atau Adipati Purger. Sedangkan Purwodadi masa itu sebagian besar masih berupa rawa-rawa oleh K.H Konawi didirikannya sebuah mushola panggung. K.H Konawi sendiri meninggal semasa pulang dari ibadah haji dan dikuburkan di pulau Srilanka, sementara putranya K.H Burham meneruskan ayahnya bersyiar agama islam di Purwodadi oleh masyarakat itu diberi nama K.H Burham. Kemudian oleh H. Wodjo Karyoso mushola itu dibongkar menjadi lebih besar pada tanggal 28 oktober 1991. Kemudian 1992 menjadi masjid K.H Burham dan pada serambi depan diperluas lagi untuk menampung jamaah yang semakin banyak, bagian yang tetap dipertahankan dari bangunan itu adalah empat soko guru, lantai gelandag dan ukiran serambi depan serta pintu ukirannya sekarang ditempatkan di dalam sedang pintu ukirnya diletakkan di dapan imam, bedug yang terdapat di masjid K.H Burham merupakan bedug yang terbesar di kabupaten Grobogan yang terbuat dari kayu tanpa sambungan 

7.      Wadug Kedung Ombo

Waduk Kedung Ombo merupakan bendungan raksasa seluas 6.576 hektar yang areanya mencakup sebagian wilayah di tiga Kabupaten, yaitu; Sragen, Boyolali, dan Grobogan. Waduk yang membendung lima sungai itu terdiri dari wilayah perairan seluas 2.830 hektar dan 3.746 hektar lahan yang tidak tergenang air.
Lokasi obyek wisata Waduk Kedung Ombo yang menjadi andalan Sragen terletak di Kecamatan Sumberlawang, sekitar 30 km dari pusat kota. Selain disuguhi pemandangan nan indah, para pengunjung Waduk Kedung Ombo bisa menikmati wisata air, menumpang perahu motor bertualang mengunjungi pulau-pulau yang bermunculan di tengah waduk. Anda penyuka ikan bakar atau hobi mengail ikan? Jangan khawatir, di Waduk Kedung Ombo juga tersedia tempat pemancingan sekaligus warung yang menjajakan aneka makanan olahan berbahan ikan. Begitu turun dari kendaraan di area parkir, aroma wangi ikan yang dibakar atau digoreng langsung menyergap, mengundang selera makan.
Pemandangan Waduk
Di kawasan Waduk Kedung Ombo, tepatnya di desa Ngargotirto, telah dibangun arena pacuan kuda dengan lintasan sepanjang 600 meter. Arena pacuan kuda yang diberi nama Nyi Ageng Serang itu merupakan miniatur dari lapangan pacuan kuda Pulo Mas Jakarta. Pada bulan Desember 2006 silam di lokasi tersebut dilangsungkan kejuaraan pacuan kuda tingkat nasional memperebutkan piala Gubernur Jawa Tengah.
Potensi pengembangan obyek wisata adalah memperbanyak homestay yang menyatu dengan rumah penduduk, sehingga para wisatawan dapat tinggal lebih lama di kawasan Waduk Kedung Ombo. Adanya homestay membuat wisatawan dapat melihat dari dekat kehidupan sehari-hari masyarakat, dan bahkan menjalani kehidupan seperti penduduk lokal, selang beberapa waktu.
Investasi juga dapat ditanam di sektor perikanan darat dengan metode karamba dan dilengkapi restoran apung. Di bantaran seputar waduk, cocok untuk mengembangkan usaha agrobisnis buah-buahan dan sayur mayur. Selain dekat dengan sumber air yang diambil dari waduk, kualitas air waduk juga bersih dari polutan.
Bila tak ingin setengah-setengah menerjuni bisnis pariwisata, investor bisa mengembangkan kompleks wisata terpadu di Kedung Ombo. Investor dapat memanfaatkan obyek wisata air, karamba serta restoran apung, dan arena pacuan kuda yang sudah tersedia, sembari membangun wisata agrobisnis, taman safari, lapangan golf, dan juga kereta gantung untuk menikmati pemandangan kompleks Kedungombo dari ketinggian. Bila kompleks wisata terpadu ini terwujud, pengunjung pasti akan memperoleh petualangan mengesankan, unik, dan dirindukan.

Buah khas Kabupaten Grobogan
·         Melon merah
Sentra usaha budidaya tanaman melon merah berada di wilayah Toroh dan Brati. Produksi rata-rata per tahun sebanyak 12 ton/Ha. Selain melon merah, kabupaten Grobogan telah lama sukses mengembangkan budidaya melon kuning dan melon putih. Produksi melon merah selama ini dipasarkan kebeberapa daerah, diantaranya Demak, Semarang, Pati dan Surabaya.
Binatang
·         Sapi
Populasi sapi tahun 2001 mencapai 123.437 ekor, dan sekitar 40 persen di antaranya sapi betina produktif. Budidaya ternak sapi terbesar diseluruh kecamatan di Kabupaten Grobogan terutama di Kecamatan Kradenan, Gabus, Pulokulon, dan Ngaringan. Daerah pemasaran sapi potong Kabupaten Grobogan telah menjangkau Kabupaten Blora, Tulungagung, Boyolali, Kendal, Temanggung, dan Semarang.
Kabupaten Grobogan memiliki tiga lokasi pasar hewan yaitu di Wirosari, Purwodadi, dan Godong. Dukungan jalur pemasaran didalam wilayah Kabupaten Grobogan dan tersedianya pasar di beberapa kabupaten, menjadi bibit sapi potong sebagai produk unggulan.
            Bahasa khas Purwodadi
·         Leh
Contoh : piye leh?
·         Gak
Contoh : gak reti
·         Re
Contoh : piye re?
·         Hampir semua kata yang digunakan untuk alat komunikasi orang-orang Kabupaten Grobogan selalu menggunakan akhiran o.
Contoh : geneo, orao, peh lah po?
·         Eh
Contoh : piye eh?  ora eh?
            Makanan khas Kabupaten Grobogan
·         Sweeke kodok
           
            Bahan-bahan yang digunakan untuk memasak sweeke
·         500 gram paha kodok
·         3 buah jahe, iris tebal ukuran 2 mm
·         5 siung bawang putih, memarkan
·         2 sendok makan taoco, haluskan
·         3 sendok makan kecap manis
·         1/2 sendok teh merica bubuk
·         1 sendok teh gula pasir
·         1 sendok teh garam
·         3 sendok makan minyak
·         2 batang seledri, iris kasar
·         500 cc air

Cara membuat

·         Panaskan minyak, tumis bawang putih dan jahe hingga kuning, lalu tambahkan taoco, aduk rata.
·         Masukkan paha kodok, kecap manis, dan merica bubuk, aduk rata, masak hingga paha kodok menjadi kaku.
·         Tambahkan air, aduk rata, kecilkan api, masak sekitar 30 menit.
·         Tambahkan gula dan garam, aduk rata, angkat dari api, lalu taburi atasnya dengan seledri.
·         Biasanya swike disajikan bersama-sama dengan jeruk nipis, kecap manis, dan cabai rawit.

·        Sayur becek

Sayur Becek merupakan makanan khas dari daerah Purwodadi Grobogan,Becek dulunya disajikan untuk jamuan orang punya hajat seperti perkawinan maupun khitanan kusus didaerah pedesaan,Sekarang ini Becek sudah masuk rumah makan sehingga menambah daftar menu masakan yang tersedia,Sayur Becek terdiri dari tulang iga sapi ( balungan ),bumbu rempah-rempah dan ditambah dengan daun kedondong dan daun dayakan.
·         Sale pisang

Produksi sale pisang mencapai 60.000 bungkus/tahun, dengan sentra produksi di Kecamatan Wirosari. Industri sale pisang di daerah ini telah berjalan selama lebih dari 20 tahun, dengan bahan baku sangat mudah didapatkan dan tersedia hampir di seluruh wilayah Kabupaten Grobogan. Sale pisang telah menembus pasar di beberapa kota besar Jawa Tengah seperti Solo, Semarang, Demak, Kudus, dan Blora. Dengan pengembangan produk serta pengemasan dan diberi merek yang baik, membuat sale pisang Kabupaten Grobogan menjadi produk yang memiliki Jangkauan pemasaran yang sangat luas.